CATATAN MUSLIM MAHASISWA

Islam is the way I choose.

  • Home
  • Download
    • Link 1
    • Link 2
    • Link 3
  • Contact
    • About This Blog
    • About Me
Al Qur’an adalah sumber kemuliaan. Siapapun yang menjadikan al-Qur’an sebagai panduan hidup, maka tidak ada yang akan dia dapatkan selain kemuliaan (QS. Al Anbiyaa [21]: 10). Namun, siapapun yang berpaling dari tuntutan Qur’an, maka Allah akan memberikan kesempitan dalam hidupnya (QS. Thahaa [20]: 124). Oleh karena itu, syarat paling mendasar dalam berinteraksi dengan al-Qur’an adalah bagaimana kita mampu menjadikan al-Qur’an sebagai pedoman hidup sehari-hari.
Seseorang yang selalu berpedoman pada al-Qur’an akan selalu merasa tenang dalam hidupnya. Ia akan merasa, jika ia dapat berinteraksi, dengan kata lain mengamalkan apa yang ada dalam Qur’an, setiap perjalanan hidup yang ditempuhnya akan terasa ringan. Menganggap cobaan bukan beban, tapi sebagi penguat iman agar semakin mendekatkan diri pada Allah. Begitu pula, saat ujian menerpa, ia akan selalu menganggap ini adalah sarana atau bentuk kasih sayang Allah padanya.

Kepribadian Manusia dalam al-Qur’an
Kepribadian bagi seorang manusia bisa diartikan organisasi dinamis dalam diri individu sebagai system psikofisik yang menentukan caranya yang khas (unik) dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya (GW. Allport, Personality: A Psychological Interpretation).
Al Qur’an menjelaskan kepribadian manusia dan pola umum kepribadian yang banyak terdapat pada semua tingkatan masyarakat. Allah berfirman dalam surat Asy-Syams ayat 7-10, “Demi jiwa serta penyempurnaannya (ciptaanNya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasihan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.”
Menurut tabiat dan bentuk kejadiannya, manusia diberi bekal kebaikan dan keburukan serta petunjuk dan kesesatan. Orang yang mampu mendayagunakan potensi tersebut untuk meningkatkan kualitas jiwa, menyucikannya serta mengembangkan potensi, maka ia beruntung. Sebaliknya orang yang memendam, menyesatkan, dan melemahkan potensinya ia akan merugi.
Dalam al-Qur’an, manusia dipisahkan berdasarkan akidahnya menjadi tiga macam, yaitu: al-Mu’minun (orang-orang mukmin); al-Kaafiruun (orang-orang kafir); dan al-Munafiqun (orang-orang munafik). Lalu apa yang akan kita pilih? Karena menjadi baik atau tidak, itu adalah pilihan kita masing-masing. Tentu dengan segala konsekuensi yang akan kita terima nantinya.

Interaksi dengan kalam Ilahi
Hati yang selalu gelisah, tidak tenang dan selalu menyimpan rasa benci dan dendam kepada orang lain, adalah hati yang belum menemukan ‘penawar’nya. Al Qur’an adalah ‘mutiara’ dalam hidup. Ia adalah pedoman bahtera dan haluan hidup. Al Qur’an adalah ‘cahaya’ dalam kegelapan. Sayang sekali bila berlalunya hari semakin menjauhkan seseorang dari cahaya al-Qur’an. Allah berfirman dalam surat Ar-Ra’d ayat 28: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.”
Demikian pentingnya keberadaan al-Qur’an dalam kehidupan manusia, sehingga mengimani dan mengamalkan kandungannya menjadi satu kewajiban tersendiri bagi seorang Muslim. Hidup dan berinteraksi dengan al-Qur’an tercakup dalam beberapa aktivitas. Pertama, tilawah (membaca), yaitu dengan senantiasa membaca al-Qur’an pada hari-hari kehidupannya dengan cara mengutamakan membaca al-Qur’an daripada bacaan atau aktifitas lain. Misalnya, di awal hari setelah qiyamul lail sebelum adzan subuh, atau waktu lain yang telah ditentukan sebagai waktu wajib membaca al-Qur’an pada setiap harinya.
Kedua, hifdz (menghafal), melalui perencanaan/dibuat program dan jadwal rutin kapan saatnya dimana diperlakukan untuk dihafalkan. Karena bila tidak direncanakan, diprogramkan, atau dijadwalkan secara khusus seringkali aktifitas menghafal Qur’an terabaikan. Demikian terus dari waktu ke waktu hingga ketika menyadari ternyata sudah lama tidak mengulang hafalan atau bahkan tidak pula menghafal Qur’an. Untuk keberhasilan program ini, lebih baik jika dilakukan bersam-sama atau paling tidak adalah bersama teman atau pasangan.
Ketiga, tadabbur (mengkaji). Mentadabburi al-Qur’an dapat dilakukan sendiri-sendiri dengan membaca terjemahannya ke dalam Bahasa yang dapat dimengerti, atau dengan bersama-sama pada suatu forum kajian tafsir al-Qur’an. Bila dilakukan sendiri-sendiri, dapat dilaksakan bersamaan ketika kita mengulang hafalan (muraja’ah) atau sambal menghafal al-Qur’an. Pada sebagian orang hal itu dapat mendukung proses mengingat apa yang hendak dihafalkannya. Selain itu dapat pula dengan cara membaca terjemahannya pada waktu setelah tilawah Qur’an.
Keempat, mengamalkan isi dan kandungan al-Qur’an. Al Qur’an berisikan pokok hal-hal yang mengatur peri kehidupan manusia dari urusan sehari-hari hingga urusan mengatur sebuah Negara. Karenanya, bagi seorang Muslim tiadalah panduan hidup itu terkecuali bersumber dari al-Qur’an. Tiap ayat-ayatnya mengandung sesuatu agar difahami dan kemudian diamalkan.



Kepribadian Qur’ani, bangun potensi diri
Kepribadian Qur’ani adalah kepribadian (personality) yang dibentuk dengan susunan sifat-sifat yang sengaja diambil dari nilai-nilai yang diajarkan Allah dalam al-Qur’an. Seseorang akan merasa hidupnya sempurna ketika ia dapat menggali potensi terabaikan kebaikan dalam dirinya dan mengkombinasikannya dengan nilai-nilai yang tertuang dalam al-Qur’an. Serta, selalu menerapkan nilai tersebut dalam jiwanya setiap waktu. Dengan terasahnya jiwa, hati menjadi peduli, bahagia untuk berbagi, dan akhirnya berpendarlah pelita jiwa yang menerangi hidupnya, hidup orang lain, dan orang-orang disekitarnya. Tentu, berkat kerja kerasnya untuk selalu berpedoman pada al-Quran ini akan berbuah manis nantinya. Kepribadian Qur’ani juga dapat mendorong potensi seseorang untuk maju dan berkembang. Berjalan meraih kesuksesan hidup duniawi dan ukhrawi. Selalu mengikuti jalan Tuhan dengan cara yang baik, serta memberdayakan diri untuk berbuat yang terbaik bagi diri sendiri, orang lain, agama, dan umat. Insya Allah.


Allah mengutusnya (Muhammad SAW) dengan cahaya yang memancar, suatu bukti yang jelas, suatu jalan yang terbuka, dan sebuah kitab (pedoman) yang membimbing. Keluarganya adalah keluarga yang terbaik dan pohon silsilahnya adalah pohon yang terbaik, yang cabang-cabangnya berada dalam perbandingan yang b aik serta buahnya banyak bergelantungan. Tempat lahir beliau adalah Mekah dan tempat hijrah beliau adalah Madinah- di mana nama beliau naik tinggi dan suara beliau tersebar dan luas. Allah mengutusnya dengan suatu argumen yang cukup, nasihat yang meyakinkan, dan suatu ajakan yang meluruskan. Melalui beliau, Allah mengungkapkan jalan-jalan yang absurd dan menghancurkan bid’ah-bid’ah yang telah dikenalkan.


           Pada suatu ketika, seorang laki-laki shalih tengah berjalan bersama sahabatnya. Ditengah perjalanan, ia melihat seorang pemuda yang tidur diatas tanah dengan berkasurkan dan berbantalkan debu, sementara dia selalu merintih. Ia pun berkata kepada sahabatnya, “Mari kita singgah sebentar kepada orang yang sakit ini.”
            Sahabatnya berkata, “Dia bukanlah orang sakit, secara batin dia termasuk muhibbin (para pecinta Allah).”
            Kemudian ia datang menghampirinya, ia menemuinya dalam keadaan memakai baju kasar bulu kambing yang sudah using dan ia mendengarnya berkata, “Sungguh anehlah orang-orang yang sudah sampai mengenal-Mu dan merasakan manisnya mencintai-Mu. Bagaimana mungkin ia akan terputus dari pengabdian kepada-Mu?”


Kisah ini dialami oleh Ubaidullah bin Umar al-Qawaririy, seorang dari penduduk Bashrah. Dikisahkan ia belum pernah ketinggalan shalat Isya’ secara berjamaah di masjid, walaupun hanya sekali.
            Suatu malam, ia kedatangan tamu. Karena sibuk bercengkerama dengan tamunya itu, ia pun lalai dan ketinggalan shalat Isya’ berjamaah di masjid. Ia kemudian mencoba mencari-cari, mungkin masih ada jamaah shalat Isya’ di seantero masjid kota Bashrah. Namun, ia dapati semua orang sudah selesai mengerjakannya, dan bahkan pintu masjid pun telah dikunci.
            Ia pun pulang dan berkata, “Terdapat suatu hadis yang menyebutkan bahwa shalat jamaah itu lebih utama 27 derajat dibandingkan shalat sendirian. Maka, sebagai gantinya, aku pun akan mengerjakan shalat Isya’ 27 kali.”


Dalam semua kegiatan atau aktivitas termasuk dalam bekerja mesti harus bersungguh-sungguh atau professional, atau dalam bahasa agama disebut dengan itqan. Demikian juga dalam beribadah harus pula dilakukan dengan sungguh-sungguh (itqan), dalam sholat harus dilakukan dengan khusyu’. Bila segala sesuatu dilakukan dengan sungguh-sungguh, maka hasilnya akan maksimal atau optimal, dan akan mendapatkan penilaian yang baik dari atasan atau Yang Maha Kuasa.

Dasar-dasar ibadah dan Beramal
                Ada satu dialog antara sahabat Mu’adz bin Jabal dengan Rasulullah saw. Rasulullah saw. berkata, “Maukah aku tunjukkan kepadamu pintu-pintu kebaikan?”Mu’adz berkata, “Tentu”. Beliau bersabda, “Puasa adalah perisai,
    Sungguh, Allah SWT telah memerintahkan kita untuk membaca shalawat kepada Nabi SAW. Allah SWT berfirman, “ Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya membaca shalawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman bershalawatlah kalian dan ucapkanlah salam kepadanya.” (al-Ahzab: 56)
    Karena itu, semoga shalawat dan salam tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan shalawat itu, semoga Allah SWT menghindarkan beliau dari ujian dan cobaan, menghilangkan kegundahan dan kegelisahan beliau.


“…Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada (keelokan rupa)nya, dan mereka melukai (jari) tangannya dan berkata, “ Maha Sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia”.
 (QS. Yusuf: 31)



Dikatakan dalam sebuah nasihat, yastakbilul insaanu arba’ata asya’. Bahwa semua manusia akan menghadapi 4 perkara. Siapapun orangnya, setinggi apapun pangkatnya, sebanyak apapun hartanya, semulya apapun nasab dan keturunannya, semua manusia bakal menghadapi 4 perkara ini. Tidak pandang bulu, tua muda, laki-laki perempuan. Mudah-mudahan hal ini menjadi bekal untuk kita mengisi sisa-sisa hidup yang tidak tahu sampai kapan batas hidup kita. Apakah 4 perkara itu? Salah satunya adalah yantahibul malaku ruuhahu, malaikat akan merampas ruh/nyawa manusia.
Langganan: Postingan ( Atom )

ABOUT AUTHOR

Kurniawan Eko

Create Your Badge

LATEST POSTS

  • INDAHNYA BERSUNGGUH-SUNGGUH DALAM IBADAH
    Dalam semua kegiatan atau aktivitas termasuk dalam bekerja mesti harus bersungguh-sungguh atau professional, atau dalam bahasa agama d...
  • SAKAROTUL MAUT MANUSIA
    “…Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada (keelokan rupa)nya, dan mereka melukai (jari) tangannya dan berkata,...
  • MANFAAT MEMBACA SHALAWAT KEPADA NABI
        Sungguh, Allah SWT telah memerintahkan kita untuk membaca shalawat kepada Nabi SAW. Allah SWT berfirman, “ Sesungguhnya Allah dan malai...
  • MANFAAT ZIKIR DAN MENGINGAT ALLAH SWT
    Suatu perkara yang sangat besar serta dapat berfungsi melindungi hati manusia adalah zikir kepada Allah SWT. Barangsiapa yang membiasakan ...
  • BERTAKWA KEPADA ALLAH
    Allah mengutusnya (Muhammad SAW) dengan cahaya yang memancar, suatu bukti yang jelas, suatu jalan yang terbuka, dan sebuah kitab (pedoman)...
  • Peringatan Penting
    Saudaraku seagama.... Wahai orang yang memperhatikan firman ALLAH Subhanahu Wa Ta\'ala , “ Jagalah d...
  • Surat untuk Ayah dan Ibu
    Assalamu'alaikum wr wb.   Ibu dan Ayah, Semoga Allah SWT selalu menaungi kita dengan naungan cinta...
  • PESAN DARI PEMUDA PECINTA ALLAH
               Pada suatu ketika, seorang laki-laki shalih tengah berjalan bersama sahabatnya. Ditengah perjalanan, ia melihat seorang pem...
  • TEOLOGI-ANTROPOSENTRIS-INTEGRALISTIK
    Karakter sains dan agama seringkali nampak berbeda, perbedaan-perbedaan diantara keduanya membuat banyak pihak berpandangan bahwa dua hal...
  • MENGIKUTI JALAN AL-HAQ
    Dalam Alquran, kata al-haq merujuk kepada dua hal. Pertama sebagai salah satu asma Allah, yang bermakna Yang Mahabenar. Dan, kedua, ka...

About this blog

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogroll

  • Aku Beda
  • Horizon Biru

Blog Archive

Labels

ali (1) antroposentris (1) artikel (7) catatan (4) cinta (1) cita-cita (1) ikhlas (1) islam (4) kafir (1) kajian (4) Kajian Ilmu (6) kepribadian (1) keutamaan (1) khutbah (1) kisah (4) La Tahzan (1) mati (1) maut (1) Muhasabah (7) muslim (2) pesan (1) potensi (1) qurani (1) rezeki (1) sains (1) shalat (1) shalawat (1) silaturrahim (1) syukur (2) takwa (1) teologis (1) zikir (4)

Contact

Nama

Email *

Pesan *

Copyright 2014 CATATAN MUSLIM MAHASISWA.
Designed by OddThemes